A Day in My Life with Chemistry: Ide Aktivitas di Sekolah setelah Liburan

Sebelumnya, saya pernah tulis, kalau saya memberi tugas menulis cerita selama liburan. Inilah ide aktivitas untuk siswa setelah libur lebaran. Saya tau, ini bukan ide satu-satunya dan pertama kalinya. Secara kebutuhan, ini cocok kondisinya dengan keadaan saat ini.

Ide itu datang ketika saya coba ingat-ingat lagi ketika masa sekolah dulu. Sering dahulu ketika level SD, aktivitas itu selalu muncul. Terutama pada saat pelajaran Bahasa Indonesia. Nah, bagaimana denganku—yang merupakan guru kimia? Saya ajak mereka menghubungkan cerita mereka dengan hal-hal yang berkaitan dengan kimia. Bisa bentuknya suatu konsep, kandungan dalam suatu bahan, dan nama/rumus kimia dari suatu benda.

Ketika saya sampaikan di kelas, “Aktivitas kita hari ini: silakan menulis cerita kalian selama liburan.” Respons yang hampir mirip di setiap kelas: “haah?” dan “yaaah“

“Tunggu, belum selesai,” ujarku. “Karena ini kelas kimia, maka hubungkan cerita kalian dengan sesuatu yang berkaitan dengan kimia.”

Responsnya tetep “haaah?” dan “yaaah”

Saya paham, siswa tidak langsung ngeh dengan aktivitasnya. Agar siswa dapat mengerti apa maksud dari aktivitas ini, saya berikan contoh.

“Siapa yang kemarin pulang kampung? Nah, misal kalian naik kendaraan. Pasti pakai bahan bakar dong? Coba kalian cari tentang bahan bakar itu ada informasi apa saja yang berhubungan dengan kimia.”

“Yang nggak ke mana-mana gimana, Pak?” kata saya, menirukan pertanyaan mereka. “Pasti kalian ada aktivitas makan, toh? Mandi? Dan lain-lain. Itu semua ada kaitannya dengan kimia.”

Jadi, pada tugas ini bukan tentang pergi ke mana, tapi apa yang dilakukan selama liburan.

Bukan tanpa maksud saya memberi tugas ini: 

Pertama, pemanasan tangan. 

Pasti (atau lebih tepatnya hampir pasti), siswa jarang melakukan aktivitas menulis selama liburan. Biar nggak kaget menjalani tempo sekolah setelahnya, maka perlu sedikit latihan. Tipis-tipis muridku (emot api) (emot api).

Kedua, melatih ingatan dan mengasah kreativitas. 

Nggak sedikit siswa yang saya temui, mereka bingung mau tulis apa, padahal waktu sudah berjalan cukup lama. Entah terhambat dalam merangkai kisah, meraih inspirasi, atau memang tidak terbiasa menulis tanpa proses menyalin. Karena dalam beberapa momen, dan sepertinya jadi fenomena umum, mudahnya teknologi jadi membuat siswa bisa langsung menyalin saja apa yang mereka baca di internet. Lebih sering lagi ditemukan, menyalin dari buku teman.

“Kalau kisah pribadi, masa iya buka Chat GPT. Kan kalian sudah mengalaminya sendiri,” kata saya pada saat keliling kelas.

For your info, judul tulisan ini saya adaptasi dari salah satu judul tulisan siswa. Kepikiran aja buat tulisan yang eyecatching.

Ketiga, momen observasi. 

Dari sini saya jadi sedikit memperhatikan latar belakang siswa. Memang tidak detail tiap orang, karena tulisan yang saya baca sampai 200+ siswa. Ada yang tipikal penduduk asli, orang luar pulau Jawa, dan beragam lainnya.

Keempat, latihan menulis laporan praktikum. 

Bagi saya, sepengalaman di kampus, menulis laporan nggak beda jauh seprti menulis blog, apalagi ngeblog jaman SMA. Apa aja kejadian ditulis. Bedanya, nulis di blog (saat itu) perlu ditambah humor, kalau laporan praktikum ditambah teori ilmiah. 

Ya, begitulah. Ketika blogger jadi guru kimia. Blognya personal pula.

Jadi, kalau ada di antara kalian siswa saya yang membaca, nah inilah alasannya ya kemarin kalian dapat aktivitas itu.

Ngomong-ngomong, saya ingat dulu ada penulis, namanya Fahrul Sani, seorang chemist, menerbitkan  bukunya di Bukune. Dia menulis menulis kisah cintanya dengan mengaitkan ke hal-hal kimia. 

Sumber: Bukune.com

Post a Comment

0 Comments