Komitmen Muslim Sejati: Saya Harus Mengislamkan Akidah Saya

Satu hal yang ingin saya lakukan sejak lama adalah membuat catatan dari buku yang pernah saya baca. Saya sering mencatat hal menarik dari sebuah buku. Sayangnya, catatan saya selalu berantakan. Ketika mau baca catatan itu, entah ke mana saya harus mencarinya.

Melihat kondisi lemari buku sekarang—yang ternyata lumayan banyak isinya, saya anggap ini sebagai peluang untuk memperbanyak tulisan di blog dengan membuat resume buku yang saya baca. Rencana saya, buku apa pun yang pernah saya baca, (kalau niat) akan saya buat resumenya. 

Harapannya, kelak ketika saya ingin membaca buku tersebut, tetapi tidak membawanya, saya bisa langsung ke sini. Juga untuk berbagi kepada pembaca semua pastinya.

Untuk kesempatan pertama, buku itu berjudul Komitmen Muslim Sejati karya Fathi Yakan. Buku terjemahan yang berjumlah 182 halaman terbitan Era Adicitra Intermedia.



***

Apa artinya saya mengaku muslim?

Pengakuan sebagai Muslim bukanlah klaim terhadap pewarisan, bukan klaim terhadap suatu identitas, juga bukan klaim terhadap suatu penampilan lahir, melainkan pengakuan untuk menjadi penganut Islam, berkomitmen kepada Islam, dan beradaptasi dengan Islam dalam setiap aspek kehidupan.

"Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia." (Al-Haj: 78)

Pertama: saya harus mengislamkan akidah saya.

Hendaklah akidah seorang Muslim adalah akidah yang benar dan sahih, selaras dengan apa yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunah Rasulullah saw. Untuk mengislamkan akidah saya, konsekuensinya adalah sebagai berikut:

1. Saya harus meyakini bahwa pencipta alam ini adalah Allah Yang Hakim (Mahabijaksana), Qadir (Mahakuasa), ‘Alim (Mahatahu), dan Qayum (Selalu Mengurus Makhluknya).

2. Saya harus mengimani bahwa Al-Khaliq (Sang Maha Pencipta) tidak menciptakan alam semesta ini secara sia-sia. 
"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia." (Al-Mukminun: 115-116)

3. Saya harus meyakini bahwa Allah swt. telah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab untuk mengenalkan manusia kepada pengetahuan tentang Dia, tujuan penciptaan mereka, awal kejadian mereka, dan tempat kembali mereka.

4. Saya harus meyakini bahwa tujuan keberadaan manusia adalah mengenal Allah. 
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh." (Adz-Dzariyat: 56-58)

5. Saya harus meyakini bahwa balasan bagi orang mukmin yang taat adalah surga, sedangkan balasan bagi orang kafir yang bermaksiat adalah neraka.

6. Saya harus meyakini bahwa manusia melaksanakan kebajikan dan kejahatan dengan ikhtiar dan kehendaknya, akan tetapi ia tidak bisa melaksanakan kebaikan kecuali dengan taufik dan pertolongan Allah.

7. Saya harus meyakini bahwa menetapkan syariat merupakan hak Allah yang tidak boleh dilanggar. 
"Tentang sesuatu apa pun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nya-lah aku kembali." (Asy-Syura: 10)

8. Saya harus mengetahui nama-nama dan sifat-sifat Allah yang selaras dengan keagungan-Nya.
“Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama—seratus kurang satu—tidak seorang pun menghafalnya kecuali ia masuk surga. Dia witir dan mencintai apa yang witir (ganjil).” (HR. Bukhari dan Muslim)

9. Saya harus bertafakur (merenungkan) mengenai ciptaan Allah, bukan mengenai Dzat-Nya, sebagai pelaksanaan sabda Rasul saw., “Berpikirlah tentang ciptaan Allah, tetapi jangan berpikir tentang Allah, karena kalian tidak mungkin mengenal dengan sebenar-benar pengetahuan mengenai-Nya." (HR. Abu Nu’aim)

10. Sifat-sifat Allah swt. telah banyak diisyaratkan oleh ayat Alqurnaul Karim dan merupakan sifat-sifat yang dituntut oleh kesempurnaan uluhiyah (ketuhanan)

11. Saya harus meyakini bahwa pendapat para salaf lebih utama untuk diikuti, khususnya dalam persoalan takwil dan ta'thil, serta menyerahkan pengetahuan mengenai makna-makna ini kepada Allah.

12. Saya harus beribadah kepada Allah tanpa mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, sebagai bentuk sambutan kita terhadap seruan Alah untuk mengikuti risalah dari para rasul, yang menyerukan untuk beribadah hanya kepada-Nya dan tidak tunduk kepada selain-Nya.

13. Saya takut kepada-Nya dan tidak takut kepada selain-Nya.
"Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan." (An-Nur: 52)

14. Saya harus mengingat-Nya dan senantiasa mengingat-Nya. Diamku harus merupakan kegiatan berpikir dan bicaraku merupakan zikir.
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (Ar-Ra'd: 28)

15. Saya harus mencintai Allah dengan kecintaan yang menjadikan hatiku senantiasa merindukan keagungan-Nya, tertambat kepada-Nya, sehingga mendorongku untuk senantiasa menambah kebaikan, berkorban, dan berjihad di jalan-Nya selama-selamanya. Cinta saya tidak boleh dihalangi oleh kecintaan kepada kekayaan dunia maupun keluarga.

16.  Saya harus bertawakal kepada Allah dalam segala keadaan dan menggantungkan diri kepada-Nya dalam segala urusan.

17. Saya harus bersyukur kepada Allah swt. atas segala nikmat-Nya yang tak terhingga serta segala karunia dan rahmat-Nya yang tak terhitung. Syukur adalah salah satu sifat santun seseorang kepada Tuhan yang telah memberikan nikmat, kebaikan, dan karunia

18. Saya harus beristigfar memohon ampunan Allah dan senantiasa beristigfar. Istigfar merupakan kafarah (hal yang menghapuskan dosa), memperbarui tobat dan iman, dan menumbuhkan perasaan tenang dan tenteram

19. Saya harus menyadari muraqabah (pengawasan) Allah swt. baik dalam keadaan sendiri maupun berada di tengah-tengah manusia

***
Wallahu a'lam bisshowab.

Bersambung di tulisan berikutnya....

Post a Comment

1 Comments

  1. Wah keren keren..

    Saya pribadi kurang begitu tertarik dengan buku yang tipikalnya semacam kumpulan tips. Entahlah padahal aslinya enak loh yaa karena kita langsung disuguhkan dengan bagian bagian pentingnya.

    Tapi apalah daya, saya terlanjur tidak suka.

    Saya lebih menyukai kisah kisah nonfiksi semacam novel, yang mana untuk bisa memperoleh ilmu kehidupannya harus baca utuh. Padahal lebih lama dan perlu baca banyak. Tapi saya suka

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca. Mari berbagi bersama di kolom komentar.

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)