Memasuki akhir tahun, selama aktif di dunia organisasi, saya jadi akrab sama istilah evaluasi. Hari-hari kita bakal diisi dengan pertanyaan, “Apa yang jadi kekurangan di periode kita ya?”
Dan, ya... izinkan kali ini saya mengevaluasi diri, khususnya tentang blog, dan menuangkannya di blog tercinta—yang baru aja memperpanjang domain yang kelima kalinya. Asek~
Sebetulnya lebih pengin bikin tulisan ala-ala kaleidoskop gitu untuk kali ini. Oke, mari kita lihat akan jadi apa.
Pada tahun 2020 saya mengganti template blog—seperti yang dilihat saat ini. Bagi teman-teman yang sering mampir ke sini, pasti tahu saya termasuk orang yang suka ganti-ganti tampilan blog. Alasannya, karena ngelihat tampilan orang lain, “Kok enak ya dipandangnya?” Akhirnya ganti template. Nggak macam-macam, bagi saya, yang penting tampilannya responsive itu sudah cukup. Selebihnya belum belajar lagi.
Selain template, blog saya pun berganti judul menjadi “Diary Refleksiku”. Sebuah plesetan dari salah satu lagu Last Child: Diary Depresiku. Maknanya, blog ini dapat menjadi diary untuk merefleksikan perjalanan hidup saya. Nggak beda jauh dengan nama sebelumnya, yaitu Jurnal Pembalik, yang tujuannya mengembalikan kenangan pada masa lalu.
Kalau membandingkan jumlah tulisan, tahun 2020 lebih banyak ketimbang tahun 2019 dan 2018. Kalau melihat arsip blog, sebetulnya jumlah tulisan 2020 lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebabnya karena tulisan sebelum tahun 2017 sudah banyak yang dikembalikan ke draf karena saya seleksi. Hehe.
Secara isi tulisan, saya berhasil menyelesaikan tulisan berseri yang berlabel “Memeluk Buku-buku yang Bertumpuk”. Ada enam tulisan yang menceritakan kisah tentang dunia pinjam-meminjam buku. Mulai dari traumanya, sampai akhirnya berani untuk meminjamkan buku. Tulisan berseri itu menambah koleksi tulisan saya bernapaskan tentang buku. Selain itu, tahun 2020 di blog saya terdapat tiga tulisan mengulas buku.
Selain tentang buku, seperti nama barunya, banyak tulisan saya yang berisi refleksi. Isinya berupa catatan tentang proses belajar saya di kampus, alasan menjadi guru, dan pelajaran apa yang bisa didapat dalam menghadapi suatu momen.
Nggak banyak yang bisa saya tulis. Hitung-hitung jadi sarana mengembalikan lagi ritme menulis setelah lama banget nggak nulis. Harapannya nggak banyak juga buat 2021: tetap bisa menulis dan memberikan manfaat bagi yang membaca.
5 Comments
Amiiiin. Semoga di tahun 2021 Robby bisa lebih semangat menulis dan berbagi inspirasi di sini :D
ReplyDeleteAnyway, aku lebih suka dengan template yang sekarang karena lebih fresh 😁. Good job, Robby!
Kirain tulisannya akan panjang ternyata engga. Selamat tahun baru 2021 Robby, semoga blognya tetap terisi dengan manfaat sesuai keinginan kamu.
ReplyDeleteAamin, terima kasih kak
DeleteAkhir 2020 kemarin saya liat kamu aktifnya di IG, blogmu jadi terbengkalai. Padahal, banyak yang nunggu tulisan kamu, perspektif kamu, Rob
ReplyDeleteWah jadi malu ditungguin hehe
DeleteTerima kasih sudah membaca. Mari berbagi bersama di kolom komentar.
Emoji