Terhitung sejak 14 Juli lalu—bertepatan dengan ulang tahun saya ke-21, saya belum posting tulisan lagi. Bahkan saya belum menulis sejak itu. Memang lagi lelah sepertinya dengan menulis. Sampai seorang teman DM di Instagram, nunggu saya ngeblog lagi, saya nggak tergerak juga buat menulis.
Di luar kenyataan itu, di dunia nyata—yang kebanyakan dikerjakan secara maya—saya tengah sibuk mengerjakan beberapa hal, bahkan hal-hal baru. Di postingan ini saya akan coba mengurutkan hal apa saja yang saya lakukan sejak 14 Juli sampai saat ini.
Gagal Menyelesaikan Tantangan Membaca
Pada postingan “Andai Mereka Bisa Bicara”, saya menulis kalau saya sedang mengikuti suatu reading challenge. Selama bulan Juli, saya menantang diri untuk membaca 3 buku berbeda. Rata-rata satu buku dalam 10 hari. Sepuluh hari pertama, saya telat. Buku pertama baru selesai di hari ke-13. Ajaibnya, buku kedua saya selesaikan dalam waktu 10 jam. Hingga hari ke-15, saya sudah menyelesaikan dua buku.
Berada di atas angin, saya merasa keenakan. Saya lupa target di awal bulan. Akhirnya, buku kedua itu adalah buku terakhir yang saya baca di bulan Juli. Miris.
Siklus 3 Tahunan
Saya melihat hape saya tergeletak. Saya kilas balik, ternyata sudah 3 tahun dia menemani saya. Makin ke sini, kondisinya makin rewel. Notifikasi “memori penuh” selalu muncul. Kadang suka mati sendiri. Apa udah saatnya ganti ya, batin saya.
Sebelum hape ini menemani awal menjadi mahasiswa, saya punya hape juga di kelas 10. Memang sepertinya sudah jadi siklus 3 tahunan.
Suatu pagi, kondisi daya hape saya 80% dalam keadaan mati. Ketika mau saya hidupkan, hape saya nggak bisa nyala. Berulang-ulang, tetap nggak nyala. Sampai saya tekan lama pun belum nyala juga. Mungkin nanti sore bisa, pikir saya.
Sepulang saya dari kampus, di sore hari, saya coba lagi. Ternyata masih nggak bisa. Fix. Rusak. Bener-bener minta pensiun.
Karena lagi ada di masa-masa banyak orang yang butuh saya (yakin dulu aja), saya butuh hape. Ya, memang, di masa ini hape sangat dibutuhkan. Nggak tanggung-tanggung, saya bilang ke diri sendiri: harus beli besok!
Malamnya dilakukan penggeledahan celengan kaleng milik saya. Baiklah, demi kepentingan bersama, bismillah saya bongkar kamu, celengan manis. (Iya soalnya celengan saya gambar barbie. Hadiah tukar kado). Ditambah sedikit uang di tabungan, berangkatlah esok harinya, berbarengan dengan Idul Adha, saya ke ITC Roxy Mas dan dapat hape baru. Mumpung uangnya cukup, saya beli sekalian yang bagus. Biar kepake lama dan nggak berlaku lagi siklus 3 tahunan.
Semester Pandemi
Nggak pernah terbayangkan beraktivitas segalanya di keadaan pandemi. Pasti. Siapa juga yang terbayang. Termasuk kehidupan ekonomi, sangat prihatin membayangkan sampai saat ini.
Alhamdulillah keluarga saya masih kecukupan. Namun, ketika keluar sana, ada banyak keluhan yang saya dengar. Apalagi di musim pembayaran UKT. Banyak yang kesulitan dalam bayaran semester ganjil. Sampai di tanggal yang sama dengan postingan ini dikirim, permohonan keringanan pembayaran di fakultas saya belum kunjung diumumkan sampai h-2 penutupan masa bayaran—dengan masih adanya kemungkinan ditolak atau keringanan yang nggak sesuai harapan.
Di luar sana mulai bertanya-tanya, kapan, kapan, dan kapan. Saya nggak sampai hati cuma bisa bilang: “tunggu ya, infonya belum turun”. Karena memang begitu keadaannya.
Mengajar Online
Satu tahap yang harus dilewati mahasiswa jurusan pendidikan seperti saya adalah praktik mengajar. Masa pandemi memaksa praktik mengajar kali ini dilakukan secara online. Dengan ini, saya bisa merasakan betul apa yang dosen saya rasakan semester lalu.
Banyak hal yang dirasakan kurang maksimal. Pastinya dalam masalah penyampaian materi. Sekarang, saat pandemi, semuanya terasa seperti transfer knowledge saja. Guru menyampaikan materi, siswa mencatat. Padahal saya membayangkan bagaimana saat masa normal dahulu, ketika saya bisa terkesan dengan seorang guru melalui sikapnya.
Namun, satu pesan pernah saya dengar. Pesannya kira-kira begini:
“Sekalipun kita ada di masa pandemi, asalkan hati kita bersih, Allah ridho sama aktivitas kita, bukan hal yang mustahil capaian-capaian lebih bisa terjadi di masa pandemi. Allah yang membolak-balikkan hati manusia. Maka dekatilah Yang Maha Membolak-balikkan Hati tersebut.”
Ya, begitulah. Masa pandemi belum tahu kapan selesainya. Tetap berusaha semaksimal mungkin. Kita nggak pernah minta kondisi begini, tapi Allah pilih kita untuk struggle, karena Allah tahu kita mampu.
14 Comments
Oh lagi banyak kesibukan ya mas Robby, santai saja sih kalo begitu.
ReplyDeleteSaya belum pernah ikut challenge baca buku, soalnya ngga punya buku novel buat dibaca, kalo ebook mah ada, kalo ada challenge main hape tiap hari mungkin saya ikut.😂
Saya juga punya hape android yang baru tiga tahun sudah rewel suka ngedrop baterainya. Akhirnya saya ganti tuh baterai, harganya 200 ribu. Eh baru sebulan sudah ngedrop lagi.😔
Hahaha, challenge main hape saya juga harus ikut mas. Gak bisa lepas nih~
DeleteSepertinya siklus 3 tahunan itu mas~
Sub-heading pertama langsung ingat, bulan-bulan awal saya banyak baca buku. Karena sudah merasa punya tabungan, bacaan saya kendor. Prioritas banyak dipake untuk nonton. Akhirnya saya mulai keteteran. Ngga yakin juga reading challenge tahun ini akan kesampaian
ReplyDeleteAyo Hul, kejar lagi~
DeleteSelamat datang kembali mas... Selama cuti menulis kegiatannya padat banget ya. Tapi baca 2 buku dalam sebulan itu udah hebat lho ketimbang saya yang setahun aja baru 1/2 buku. Padahal dulu rajin banget. Dan itu celengannya unyu banget gambar barbie, alhamdulillah bisa beli hape baru ya. Semoga tetap bisa semangat mengajar walaupun lewat online...💪😁
ReplyDeleteAlhamdulillah masih nyempetin baca. Semangat kak buat baca lagi~
DeleteSelamat ulang tahun!
ReplyDeleteHaha, aku juga lagi berjuang menyelesaikan utang-utang bacaan nih. bukan ke orang lain sih, ini janji sama diri sendiri.
Untuk UKT, bener banget, banyak yang masih bermasalah perkara UKT. Kalau aku allhamdulilah udah lulus, jadi ngga perlu pusing lagi mikikir UKT skripsi, pusingnya sekarang karena ngga ada kerjaan, haha.
Semangat ya, Bapak Guru, justru disaat yang begini, banyak murid-murid butuh guru yang berdedikasi. Ini waktunya kamu nih, buat berkontribusi. Semoga niatnya tetap diluruskan, ya!
Aamiin, terima kasih kak doanya. Semoga doanya membawa kebaikan juga ke kakak hehe
DeleteWelkam bek kak Robby 🤭
ReplyDeleteAku ucapkan selamat karena akhirnya bisa punya henpon baru walaupun tabungan harus terkuras habis 😂
Memang ya, hp itu kalau udah di atas 3 tahun, rasanya kok jadi lemot dll seperti memang udah didesain untuk diganti setiap 3 tahun sekali gitu 😂
Btw, kak Robby ikutan reading challenge di forum apa? 😁
Iya nih, alhamdulillah deh hehehe gapapa nanti ada waktunya tabungan itu diganti
DeleteSaya ikut challenge dari temen di Instagram aja kak, kakak kelas bikin, jadi ngikut saya :D
Biasanya saya hampir rutin mengecek blog-blog curhat seperti robby ini. Sampai lupa kalo pernah kenal dan berkunjung ke blog ini *ehh baru ditinggal sebulan.
ReplyDeleteYahh mau bagaimana lagi, masa pandemi ini membuat otak kita berputar lebih kreatif. Menyesuaikan segala agenda yang harusnya bisa dilakukan offline, eh ganti jadi serba online>.<
Btw, semoga hapenya awet ya sampe 3 tahunan~~
Dah lama nggak main juga ke sobatkus nih :D
DeleteBetul, yah... dinikmati aja deh hehe
Wah luar biasa ya kesibukannya Mas Roby.
ReplyDeleteNgomong2 tantangan membaca, saya belum berani narget bulanan karena kesibukan belum tentu bs diprediksi. Jd biasanya saya narget baca itu tahunan.
Suka bangey sama quote di akhir, memang pandemi ini bisa memunculkan peluang2. Saya pun pas pandemi berhasil memaksa diri untuk makin banyak belajar di pandemi ini. Mumpung banyak online learning bertebaran.. 😁
Bener mbak, jadi banyak yang bisa dieksplor asal ada kemauan :D
DeleteTerima kasih sudah membaca. Mari berbagi bersama di kolom komentar.
Emoji