Sumber: insanbumimandiri.org |
Saya kira, kehidupan perkuliahan saya sangatlah membosankan.
Ada suatu momen pada awal memasuki dunia kampus. Ketika itu, seorang kakak tingkat bertanya kepada saya dalam sesi ngobrol, “Terus, setelah kita sudah jadi mahasiswa,” ucapnya membuka obrolan, “apa yang mau kita lakukan?”
"Ke bukit stroberi!"
Nggak gitu.
Saya spontan menjawab, “Mau jadi orang yang bermanfaat, Kak.”
Entahlah. Jawaban itu kenapa bisa keluar dari mulut saya. Kalau dipikir-pikir, jawaban saya sangatlah umum dan mungkin terkesan muluk-muluk.
Perlu diketahui, saat itu saya belum tahu apa-apa soal kebermanfaatan. Apalagi hadits dari Rasulullah yang berbunyi “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain” belum begitu melekat, bahkan saya jarang mendengarnya.
Hingga akhirnya ucapan tersebut saya rasakan sampai sekarang. Ucapan adalah doa. Perkataan saya saat itu menjadi hal yang terus berusaha diwujudkan. Saya sering dipertemukan dengan program-program sukarela yang bertujuan memberikan kebermanfaatan.
Bila berkaca pada tempat di mana kita tinggal saat ini, begitu luas negeri kita, Indonesia. Ya, dari barat hingga ke timur. Seringkali kenikmatan yang kita rasakan di kota belum tentu dirasakan pula bagi saudara kita di pedalaman. Ada kesenjangan dalam beberapa aspek. Di sanalah peluang untuk menebar kebermanfaatan terbuka lebar. Daerah pedalaman perlu menjadi perhatian bagi kita.
Sekarang, saya mulai mengenal banyak program berbagi kebaikan, khususnya bagi masyarakat pedalaman. Salah satunya adalah Insan Bumi Mandiri, yaitu lembaga filantropi yang bergerak untuk membangun pedalaman Indonesia.
Keren nggak, tuh? Keren banget dong!
Bisa dibayangin nggak gimana kerennya? Ya, keren aja, ada sekumpulan orang yang punya niat baik membangun pedalaman di negeri ini. Insan Bumi Mandiri fokus membangun dalam berbagai aspek, seperti infrastruktur, kesehatan, pendidikan, maupun aspek-aspek lain yang dibutuhkan masyarakat.
Berawal dari kunjungan pertama Bapak Ridwan M. Hilmi (Direktur Yayasan Insan Bumi Mandiri) ke Desa Timuabang, Pulau Pura, Alor, Nusa Tenggara Timur, pada tahun 2016, beliau lihat langsung kondisi di sana. Menurut beliau, sangat berbeda pembangunannya dengan tanah Jawa. Jadilah berasal dari semangat tersebut membawa beliau mempelopori berdirinya Insan Bumi Mandiri.
Insan Bumi Mandiri sudah memasuki tahun keempatnya dalam menjejakkan kebaikan di pedalaman Indonesia. Kalau diibaratkan seorang anak, yayasan ini sudah mulai masuk PAUD. Lagi lincah-lincahnya. Kurang lebih begitu juga yang terjadi di yayasan ini. Sudah banyak peran kelincahan Insan Bumi Mandiri dalam membangun pedalaman.
Dalam perjalanannya, Insan Bumi Mandiri mengajak orang-orang menjadi donatur untuk ikut serta dalam pembangunan. Donatur tersebut disebut Sahabat Pedalaman. Kapan lagi, kan, bisa merasakan berkontribusi bersama untuk membangun negeri yang kita cintai.
Berikut ini sebagian karya Insan Bumi Mandiri dalam berkontribusi membangun negeri.
Pembangunan Masjid di Tureng, Nusa Tenggara Timur
Sumber: insanbumimandiri.org |
Puluhan tahun masjid berdiri, papan kayu yang menjadi dinding masjid telah berlubang dan lapuk. Masjid Tureng jadi kelihatan beda setelah dibangun kembali. Masjid tersebut menjadi bangunan yang megah dan kokoh. Dengan adanya Masjid Tureng, warga tidak perlu lagi berjaln 4 km untuk pergi ke masjid yang layak.
Air Mengalir untuk Warga Wae Tulu
Sumber: insanbumimandiri.org |
Kini, warga Wae Tulu, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, bisa dengan gampang mencari air. Tidak seperti dulu, untuk mendapatkan air bersih, warga Wae Tulu harus berjalan cukup jauh untuk mendapatkan air. Bersama relawan Insan Bumi Mandiri dan warga setempat, pipa untuk mengalirkan air ke pemukiman warga sudah rampung dipasang.
Perahu Ambulans untuk Pulau Longos
Sumber: insanbumimandiri.org |
Pernah dengar bit stand up comedy Abdur Arsyad tentang ibu hamil yang diangkut perahu menuju rumah sakit? Kurang lebih cerita tersebut mirip terjadi di Pulau Longos, NTT. Transportasi sulit di sana. Bahkan pernah terjadi, seorang ibu hamil meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit. Beliau meninggal karena terlambat mendapat penanganan sebab kesulitan mendapat perahu untuk transportasi.
Desember 2019 lalu, pembuatan perahu ambulans dimulai. Warga bersama relawan membuat perahu ambulans untuk memudahkan transportasi warga.
***
Mungkin hanya sedikit yang bisa saya ceritakan. Ternyata, banyak sekali jejak kebaikan yang ditebarkan oleh Insan Bumi Mandiri bersama para sahabat pedalaman. Semoga menjadi amal jariyah bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan di pedalaman. Insan Bumi Mandiri pun akan tetap membangun pedalaman dan mengajak kalian untuk menjadi Sahabat Pedalaman.
19 Comments
"Kalau diibaratkan seorang anak, yayasan ini sudah mulai masuk PAUD. Lagi lincah-lincahnya." Emang kreatif dah lu...
ReplyDeleteHuehehe
DeleteMasyaAllah tulisannya bagus banget, rapi, kata-kata yang digunakan juga pas tidak bertele-tele. Semangat ka
ReplyDeleteHaii amel wkwk
DeleteWah, makasih Amel
DeleteHallo Kak Remy Haryanto🌞
ReplyDeleteYuk kakak, beli pulsanya wkwkw. (Sekalian promosi)
DeleteWah MasyaAllah keren ka
ReplyDeleteMaasyaAllah, yang kaya gini nih. Terus berkarya!
ReplyDeleteSiap!
DeleteMntap kkerennn
ReplyDeleteMakasih
DeleteMantappp nih...lanjutkeun rob
ReplyDeleteKuy
DeleteMantull bat dah
ReplyDeleteMasyaallah, mantap betul tulisannya!
ReplyDeleteYuk jadi sahabat pedalaman hehehe
DeleteWah semoga bermanfaat bagi masyarakat sekitar ya
ReplyDeleteAamiin
DeleteTerima kasih sudah membaca. Mari berbagi bersama di kolom komentar.
Emoji